Jurnalistik Memang Juara

Jurnalistik FC Merupakan Tim Sepak Bola yang telah meraup juara tiga kali dalam laga Liga Sepak Bola antar Jurusan .

Jurnalistik Fair

Jurnalistik Fair adalah acara tahunan yang diadakan oleh anak - anak Jurnalistik

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Kamis, 18 April 2013

Jurnalistik Fair

Jurnalistik Fair adalah sebuah acara tahunan yang diadakan oleh anak - anak Jurnalistik UIN Bandung.

Acara tahunan ini memperingati hari jadi serta ucap syukur nikmat dengen apa yang telah dijalani selama ini.

Jurnalistik Fair ini bisa disingkat menjadi JUFAIR. Dalam acaranya, Jufair ini menyajikan seminar, hiburan, kreasi - kreasi hasil anak Jurnalistik, dll.

Tidak hanya dinikmati oleh para mahasiswa, alumni - alumni dari Jurnalistik UIN Bandung ikut diundang guna dapat menikmati serta berpartisipasi dalam acara tahunan ini.

Untuk tahun 2013 ini Jurnalistik Fair akan diadakan pada tanggal 21 - 22 Mei yang bertempat di UIN Bandung.

" Jurnalistik Fair tahun ini diperuntukan anak - anak SMA dimana dapat menarik perhatian banyak, hal ini agar anak - anak sma dapat belajar jurnalistik dengan baik, tidak hanya belajar jurnalistik,
Jufair ini menyajikan band - band indie yang ikut memeriahkan acara Jufair ini ". tindih mamih           ( Sekretaris Umum BEM-J Jurnalistik)

so buat kalian yang pengen menghadiri acara Jurnalistik Fair ini silahkan hadiri pada tanggal tersebut.


Kamis, 11 April 2013

Tingkatkan Search Engine Rangking dengan META TAG

Meta adalah elemen atau tag dalam bahasa pemrograman HTML atau XHTML yang berfungsi sebagai penyampai informasi metadata dari sebuah halaman web. Elemen meta ini harus diletakkan pada bagian “head” dalam HTML tersebut.

Tag meta ini dapat dipakai juga untuk menyatakan deskripsi/keterangan dari suatu halaman web dan untuk menjelaskan mengenai kata kunci (keyword) yang terkait serta untuk metadata lain tanpa “head”.


Secara umum, terdapat beberapa macam meta tag dengan fungsi yang berbeda. Beberapa fungsi tersebut misalnya meta keywords dan description.

kegunaan Meta Tag ini juga dapat meningkatkan search engine rangking,  karena menentukan kata kunci apa yang bisa menemukan halaman web tersebut pada search engine.

untuk dapat membuat meta tag pada blog kita, kita bisa mengakses pada suatu situs online yang dapat diakses linknya disini

setelah membuka link tersebut ita dapat mencantumkan segalanya dari mulai nama, deskripsi, dan kata kunci pada blog kita.

selamat mencoba, dan pastikan blog anda tercantum di mbah google hahahahah

Rabu, 03 April 2013

Sistem Komunikasi Indonesia


Redi Panuju (1997), mengisyaratkan untuk mempelajari sistem komunikasi Indonesia haruslah membahas dua hal. Yaitu: Pertama, Sistem komunikasi Indonesia mempunyai makana pola-pola komunikasi yang secara idealistic dan normative diaharapkan ada dan terjadi di Indonesia. Bahasan mengacu pada nilai-nilai, norma-norma, dan hukum yang merumuskan bagaimana seharusnya komunikasi dijalankan atau terjadi. Kedua, sistem komunikasi Indonesia mempunyai makna deskriptif dari gejala komunikasi yang aktual, sedang terjadi di Indonesia. Bahasan mengacu kepada fakta-fakta empiris yang secara objektif benar-benar ada atau terjadi.
A. Nilai-Nilai dan Norma Sosial
Segala hal yang dianggap bernilai tinggi bagi kehidupan individu sebagai anggota masyarakat disebut nilai hidup. Nilai hidup merupakan pedoman tertinggi bagi pikiran, perasaan, sikap dan tingkah laku di dalam masyarakat. Soekandar Wiriatmaja mengemukakan, bahwa nilai hidup diartikan sebagai suatu kesanggupan (kapasitas) suatu barang, gagasan maupun isi pengalaman yang dapat memenuhi keinginan manusia dan dijadikan pegangan hidupnya.
Bisa juga terjadi bahwa nilai hidup itu serupa bagi suatu kelompok manusia, karena mereka telah mengalami proses sosialisasi yang sama dalam kebudayaan yang sama. Jadi ada nilai hidup perorangan, nilai hidup suatu kelompok dan nilai hidup suatu masyarakat. Nilai hidup tersebut tidak tampak, tetapi tercermin pada tingkah laku seseorang dan memberikan arah dan bentuk kepada tingkah laku orang tersebut.
Jalan pikiran individu dan perasaannya, telah ada sejak kanak-kanak diresapi nilai-nilai hidup. Isinya telah berurat akar di dalam batin atau hati nurani individu sedemikian rupa, sehingga yang bersangkutan memahami mana yang baik dan mana yang buruk, yang cocok dan yang tidak cocok yang diperkenankan untuk dilakukan dan yang dilarang dan lain sebagainya. Oleh karena telah berurat akar, atau telah meresap sangat dalam, nilai hidup sangat lambat atau sulit berubah. Isi dari nilai hidup tersebut biasanya antara lain mencakup :
a. Nilai kepercayaan. Umpamanya, kepercayaan kepada hal-hal yang gaib (seperti makhluk halus, dewa-dewi, hal-hal yang keramat dan bertuah dan lain-lain) dan keagamaan (religi).
b. Nilai pandangan (falsafah) hidup. Umpamanya, bagaimana pandangan dalam berinteraksi dengan alam (apakah harus tunduk, menyelaraskan diri atau harus menaklukkan alam), pandangan terhadap waktu (apakah berpedoman pada waktu lampau, waktu sekarang atau waktu yang akan datang), hakikat kerja (bekerja untuk apa selama hidup ini), dan sebagainya.
c. Nilai pergaulan hidup. Umpamanya, sopan santun (tata krama), budi pekerti, tolong menolong dan lain-lain.
Batasan-batasan yang tumbuh dalam masyarakat untuk mengatur tertib tingkah laku hubungan atau interaksi dinamakan norma sosial. Bentuknya dapat tertulis maupun tidak tertulis. Menurut Bouman (1976) norma sosial diartikan sebagai suatu peraturan umum mengenai kelakuan atau perbuatan yang didasari oleh pertimbangan-pertimbangan kesusilaan, kebiasaan atau paham yang sehat. Karl Manheim mengemukakan norma sosial sebagai lampu pengatur lalu lintas yang mengatur dan menghindarkan kekacaubalauan.
Agar anggota masyarakat menaati segala norma yang ada dalam masyarakat bersangkutan, maka dibuatlah sanksi-sanksi. Bentuk sanksi tersebut dapat berupa penghargaan dan dapat juga berupa hukuman masyarakat yang disebut juga sanksi sosial. Penghargaan masyarakat diberikan kepada anggotanya yang selalu menaati norma sosial. Misalnya dalam bentuk pujian “dia orang yang taat atau disiplin” dan sebagainya, walaupun yang bersangkutan mungkin tidak mengharapkannya.
Norma sosial sangat penting bagi keutuhan masyarakat. Sebab dengan norma sosial semua anggota masyarakat dapat mengatur cara hidupnya secara harmonis dan tidak bertentangan satu sama lain. Sehubungan dengan kekuatan norma beserta sanksinya, dikenal adanya empat klasifikasi sebagai berikut:
1. Cara (usage), menunjukkan pada suatu bentuk perbuatan daya pengikat norma ini sangat lemah, bahkan tidak mengikat sama sekali. Norma ini lebih menonjol di dalam hubungan antara individu dalam masyarakat.
2. Kebiasaan (folksways), diartikan sebagai suatu perbuatan yang diulang dalam bentuk yang sama, merupakan suatu bukti bahwa orang banyak menyukai perbuatan tersebut. Kekuatan mengikatnya lebih besar daripada norma cara.
3. Tata kelakuan (mores), daya pengikat norma ini lebih kuat jika dibandingkan dengan norma kebiasaan. Dengan demikian sanksi bagi tata kelakuan juga lebih kuat mengikat anggota masyarakat. Suatu kebiasaan yang tidak semata-mata dianggap sebagai cara berperilaku, akan tetapi juga diterima sebagai norma pengatur, dinamakan tata kelakuan. Tata kelakuan mencerminkan sifat-sifat yang hidup dari kelompok manusia yang dilaksanakan sebagai alat pengawas, secara sadar maupun tidak sadar oleh masyarakat terhadap anggotanya. Tata kelakuan itu satu pihak memaksakan suatu perbuatan dan di lain pihak melarangnya. Dengan begitu, secara langsung anggota masyarakat menyesuaikan perbuatan-perbuatannya dengan tata kelakuan tersebut.
4. Adat istiadat (customs), diartikan sebagai suatu tata kelakuan yang kekal serta kuat integrasinya dengan pola-pola perikelakuan masyarakat. Anggota masyarakat yang melanggar adat istiadat, akan menderita sanksi yang keras.
Masyarakat Indonesia, seperti yang disampaikan Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (dalam kuliah umum Jurusan Komunikasi Universitas Nasional, 9 maret 2005) , terdiri dari masyarakat agraris, industri, dan informasi. Hal ini dapat dimaknai bahwa di masyarakat Indonesia terdapat beragam nilai-nilai. Masyarakat agraris yang berada pada wilayah pedesaan tentu saja masih menganut nilai-nilai tradisional, misal nilai kolektivis. Pada masyarakat industri dan informasi nilai-nilai tradisional sudah mulai menipis akibat dari proses akulturasi antara budaya tradisional dengan budaya modern (budaya masyarakat industri, dan informasi), berganti dengan nilai individualistik (kesetaraan).
B. Hubungan antara nilai-nilai dan komunikasi.
Dalam hubungan dengan komunikasi, nilai-nilai (juga norma-norma sosial) mempunyai hubungan yang sangat signifikan. Eillers (1995) merumuskannya sebagai berikut:
1. Nilai-nilai disampaikan secara implisit dan eksplisit melalui tingkah laku simbolis. Kebanyakan dari tingkah laku manusia melambangkan dan merupakan ekpresi nilai-nilai yang kita terima dari belajar atau proses pembudayaan. Tingkah laku itu terutama diungkapkan melalui komunikasi nonverbal dan juga komunikasi verbal.
2. Cara berkomunikasi dipengaruhi oleh nilai-nilai yang dianut. Bagaimana memutuskan alat yang digunakan, cara menggunakan, menyandi pesan dipengaruhi oleh nilai-nilai. Anita Taylor (dalam Jallaluddin Rakhmat, 1994) menemukan bahwa nilai-nilai mempengaruhi komunikasi dalam hal: terpaan selektif (selective exposure); persepsi selektif (selective perception); ingatan selektif (selective attention); dan penyandian selektif (selective encoding).
C. Hukum dalam Sistem Komunikasi Indonesia
Sistem komunikasi Indonesia mempunyai dasar hukum. Secara tersirat terdapat dalam mukadimah UUD 1945 khususnya pada alinea ke empat. Secara tersurat terdapat pada pasal 28F yang berbunyi:
Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia.
Selain diatur dalam hukum dasar negara Indonesia, peraturan dalam berkomunikasi dapat mengacu pada: Undang-undang 32 tahun 2002; Undang-undang 40 tahun 1999; Undang-undang 36 tahun 1999; Undang-undang 8 tahun 1992; KUHP (terdapat beberapa pasal yang mengatur tentang komunikasi) dan sebagainya.
D. Fungsi Sistem Komunikasi Indonesia
Sistem komunikasi haruslah mampu menjalankan fungsi dari pada komunikasi. Lasswell (dalam Nurudin, 2004), menyatakan bahwa fungsi dari komunikasi adalah :
a.    Pengawasan lingkungan
b.    Menghubungkan bagian-bagian yang terpisah dari masyarakat untuk menanggapi lingkungannya
c.    Menurunkan warisan sosial dari generasi ke generasi berikutnya.
Dalam UU 40 tahun 1999 pada pasal 3 dijelaskan tentang fungsi dari sub sistem komunikasi Indonesia ini adalah:
1. Pers Nasional mempunyai fungsi sebagai media informasi, pendidikan, hiburan, dan kontrol sosial.
2. Di samping fungsi-fungsi tersebut ayat (1), pers nasional dapat berfungsi sebagai lembaga ekonomi.
Sedangkan peranan dari subsistem komunikasi Indonesia ini adalah sebagai berikut:
a.    memenuhi hak masyarakat untuk mengetahui;
b.    menegakkan nilai-nilai dasar demokrasi, mendorong terwujudnya supremasi hukum, dan Hak Asasi Manusia, serta meghormati kebhinekaan;
c.    mengembangkan pendapat umum berdasarkan informasi yang tepat, akurat, dan benar;
d.    melakukan pengawasan, kritik, koreksi, dan saran terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kepentingan umum;
e.    memperjuangkan keadilan dan kebenaran.
E. Diskripsi Sistem Komunikasi Indonesia
Nurudin (2004), mendeskripsikan sistek komunikasi Indonesia sebagai berikut:
1. Jika ditinjau dari masyarakat yang mendiami suatu wilayah, terdapat sistem komunikasi pedesaan dengan budaya tradisionalnya, dan sistem kounikasi perkotaan dengan budaya akulturasi antara budaya tradisional dengan budaya modern. Pada masyarakat pedesaan, sistem komunikasi sangat dipengaruhi oleh keberadaan pemimpin pendapat. Pemimpin pendapat menjalankan fungsinya sebagai penerjemah pesan, intrprtator karena kelebihannya dibanding masyarakat kebanyakan.Masyarakat perkotaan, sistem komunikasi dipengaruhi oleh keberadaan media massa.
2. Jika ditinjau dari media yang digunakan, ada sistem media cetak (surat kabar, tabloid, majalah); elektrolit (radio, televisi); media tradisional (wayang,kethoprak, ludruk, lenong, dan sebagainya).
3. Jika ditinjau dari pola komunikasinya, ada sistem komunikasi dengan diri sendiri, komunikasi antarpersona, komunkasi kelompok, komunkasi organisasi, dan komunikasi massa.

Pengantar Ilmu Politik


MARK, DARWIN, DAN FREUD
Mark, Darwin, dan Freud tampaknya merupakan para pemikir yang paling penting di dunia modern yang penuh dengan konflik politik dan ideologis ini. Suatu dunia yang bisa membanggakan dirinya karena prestasi-prestasi ilmiahnya.
Dengan caranya masing-masing, ketiga raksasa pemikir modern itu mengatakan tentang sesuatu yang ada di sekeliling kita, dalam masyarakat kita, dan tentang diri kita. Dengan kacamata yang berbeda mereka menjelaskan, mengapa perpecahan dan perselisihan begitu banyak terlukis dalam sejarah umat manusia. Mereka menganggap  tilikan intelektualnya sebagai sumbangan oada ilmu pengetahuan modern, suatu sumbangan yang akan memunculkan pengertian kita di atas dogma agama, pembukaan tabir misteri perkembangan manusia dan perilakunya, dan memperlihatkan siapa kita sesungguhnya dan dunia yang kita warnai sebagaimana adanya.
Tampaknya bukan mustahil kalau Darwin, Freud, dan Mark tidak ada yang benar meski sebagaian. tapi tidaklah mudah mengingkari dampak mereka yang besar terhadap dunia modern. Kalau darwin bergelut dengan maslah biologi, dan Freud menyiangi persoalan psikologi, maka Mark melakukannya untuk politik. Darwin menerangkan bagaimana kita sampai di sini sehubungan dengan adanya evolusi organik ,melalui penyesuaian spesies dan seleksi alam. Freud menerangkan impian, pemikir, perilaku kita dalam hubungannya dengan dorongan implusid yang berakar dalam alam bawah sadar.
Mark menerangkan hubungan sosial dan politik kita dalam hubungannya dengan kebutuhan material yang pokok bagi eksistensi manusia. Jika gagasan-gagasan mereka ini kita kumpulkan hadi satu, mereak akan melukiskan suatu gambar yang menyeluruh tentang keadaan umum dan rincian keadaan manusia.
Masing-masing pemikir ini memandang penemuan mereka sebagai perluasan penyelidikan ilmiah yang sebelumnya dan yang telah menyiapkan lapangan penelitian tertentu untuk menerobos ke dalam pengertian manusia. Apa yang diperlukan bagi penerobosan ini ialah penemuan beberapa pendorang dinamika perkembangan beberapa kekuatan pemaksa yang bekerja secara bebas atas kemauan diri sendiri. Karena bidang biologis, psikologis, atau ekonomis, kekuatan lepas yang terletak di luar kekuasaan kita, malah diluar pemahaman kita sama sekali.
FOKUS TERHADAP MARX DAN MARXISME
Pusat perhatian kita di sini, tentunya, terpusat pada Marx, dan ideologi politknya serta pergerakan-pergerakan yang berasal dari wawasan dan insipirasi marx perlu diulang bahwa untuk merayakan makna dari marx dan marxisme adalahbukan mengatakan bahwa semua yang dikatan marx adalah benar, sebagian atau sebagian besar hal itu semat untuk pengakuan bahwa dunia saat ini tidaklah sama dengan diriniya Marx dahulu. (Demikan juga dengan Darwin dan Freud).
Makna dari Marx dan dampak dari Marxisme, membenarkan kita untuk mengenyampingkan satu bab (bisa juga sebuah perpustakaan lengkap) untuk mempelajari ideologis marxis dan akibat-akibat politiknya . strategi penulisan ini juga dibenarkan oleh sukarnya untuk mengetahu secara tepat dimana marx dan marxisme harus ditempatkan dalam rangkain kesatuan ideologi politik yang tersusun dalam pokok persialan Bab 5 dan 6. (Lihat tabel 5.1) Mengapa?
Bayangan Marx mengenai masa depan, dan nilai dasrnya sendiri, memasukkan unsur-unsur anarkisme dan komunisme. Tujuan yang lebih segera adlah sosialime demokratis. Akibat-akibat politik yang paling tampak dari Marxisme sangat tepat dinamakan sosialisme otoriter, meskipun bebrapa pihak akan mendesak bahwa otoriterisme adalah lelbih fasis daripada sosialis.
Perhatian Marx sendiri dipusatkan pada ciri-ciri ekonomi dan akbat-akibat politik dari liberalisme klasik. Dan implikasi logis dalam determinanisme paham Marx pada hakikatnya bisa dipandang sebagai konservatif. (Kenyataanya, apakah sesuatu bisa dilakukan atau tidak untuk mempercepat kapitalis, dan sosialis perkembangnnya merupakan masalah utama yang membagi marxis dalam kubu-kubu yang saling bermusuhan satu dengan yang lain).
Karena itu, dalam beberapa cara. “Marxisme” mungkin bisa dipakai untuk menggolongkan ideologi politik yang telah dibicarakan dalam Bab 5 dan 6. Tidak sedikit sumbangan marxisme terhadap pemahaman politik kita, terutam kemampuannya untuk menerangkan ciri-ciri semua ideologi politik (temasuk Marxisme). Menunjukkan mengapa asumsi-asumsinya dan ketentuan-ketentuannya adalah apa yang sebenrnya atau lemah, menang atau kalah.
Jadi lebih baik kita biarkan studi marxisme kita berada pada akhir penyelidikan dalam ideologi politik. Pembaca telah cukup bergelut dengan bab-bab yang terdahulu dengan tanpa memperumit gambaran kita lebih lanjut. Dan sekarang tentu pembaca telah siap untuk berpikir secara lebih kritis tentang marxisme. Kalu Marxisme bisa berarti begitu banyak, dan begitu menantang tentu itu merupakan ukuran lain dari dampak keberadaannya di dunia modern, terlepas dari persoalan kecerobohan dan ketepatannya. Seperti halnya dari pada sebenarnya, walau ia akan tetap bisa mengubah dunia.
Kapitalisme awalupaya untuk membangun dam mengoprasikan pabrik dengan sega keuntungan yang dicarinya pada abad keenam belas di inggris ternyata tidak berjalan sebgaiman yang diharapkan. Kaum industrialis saat itu belum lagi mempunyai modal yang cukup, dan para petani, tukang, serta para pekerja pabrik lainnya yang potensial “menolak yntuk menukar kebebesan rumahnya dengan disiplin pabrik.”  Tetapi sewaktu Karl Marx dan Friedrich Engels menulisCommunist Manifesto (tahun 1848), sistem perpabrikan ini telah mapan :
Menghadapi persaingan barang-barang buataran mesin, pekerjja tangan telah sia-sia berjuang, dan ia telah meninggalkannya tanpa sumber pencaharian kecuai memasiki pabrik yang dibencinya. Pekerja dewasa yang ridak tahu apa-apa itu, selain pabrik, hanya punya satu gagasan yang samar tentang harga yang dapat mereka terima dari ketundukannya pada disiplin pabrik.
Sekarang malahan lebih sukar lagi bagi para mahasiswa yang terhormat di dalam masyatakat yang pada umumnya dihormatim untuk memahami kesukaran luar biasa yang dialami oleh pria, wanita, anak-anak (yang belakangan ini seringkali harus bekerha di pabrik-pabrik pada umur enam atau tujuh tahun) yang bekerha selama enam belas atau delapan belas jam sehari, enam hari seminggu, dengan debu yang menyesakkan di pabrik tenun dan tambang batu bara, yang tinggal di kampung (slum) yang sesak yang seringkali tersapu wabah yang mematikan, yang tidak mendapat jaminan sosial bagi komuniti kecil, dan secara berkala menganggur karena siklus ekonomi berfluktuasi antara berhasil dan gagal-mayoritas dari mereka tidak punya harapan untuk bisa melepaskan diri dari cengkraman toko perusahaan, kota perusaan, sabuk kulit pengawas pabrik, atau putaran mesin yang dapat merobek-robek anggota tubuh mereka semudah tekan produksi pabrik mereka itu meporak-porandakan keluarga mereka yang mengurangi perjuangan keras pria, wanita , dan anak-anak untuk sekedar bisa hidup sederhana.
Sementara lebiral klasik “membenarkan” kejahatan-kejahatan sosial ini dalam konteks kebebasan individu dan kemajuan ekonomis, kaum sosialis awal merasa ngeri melihat akibat-akibat industrialisme dan berusaha untuk menaikkan kepentingan kemanusiaan yang telah turun harkatnya. Demikianlah sosiolog Perancis Emile Durkheim menggambarkan pemikiran dan politk sosialis yang pada dasarnya adalah akibat suatu “Penderitaan”. Dan para penafsir tulisan Marx yang lebih baru menyatakan bahwa di bawah kemilau hukum ekonomi dan sosiologis politik yang menjadi ciri karya Marx terdapatlah filsafat humanisme- khususnya perhatian terhadap keterasingan yang memisahkan kebutahan kreatif manusia dari kekuasaan alamiah, struktur masyarakat, dan akhirnya dari individu itu sendiri. Seperti Kitab Injil komunis zaman kuno, Marx dan pengikutnya telah mencari jalan yang lebih cocok untuk mengatur masyarakat dan yang menjamin bahwa pemuasan kebutuhan-kebutuhan ekonomi tidak bertentangan dengan terkabulnya kebutuhan-kebutuhan manusia.
MARXISME
Meskipun demikian, bagi marx, suatu pemahaman mengenai kebutuhan manusia dan strruktur masyarakat perlu dimulai dengan memahami manusia sebagai makhluk ekonomi. “Ekonomi” tidak saha menunjuk pada produksi, distribusi, dan pertukaran barang dan jasa; ia juga menggambarkan keadaan eksistensi manusia yang tak terhindarkan bahwa perta, dan terutama, manusia adalah keseluruhan biologis dengan persyaratan dasar yang harus dipenuhi jika kelangsungan hidupnya harus dijamin.
Kita harus mulai dengan menyatakan premis pertama tentang eksistensi semua manusia, dan karena itu tentang seluruh sejarah, premisnya yaitu bahwa manusia harus, selalu dalam keadaan dinamis supaya mampu “membuat sejarah”. Tetapi kehidupan melibatkan, sebelum melebii segalanya , makan dan minum, tempat tinggal, pakaianm dan banyak lagi lainnya. Tindakan kesejarahan pertama dengan demikian ialah menghasilkan sarana untuk memuaskan kebutuhan ini, menghasilkan kehidupan material itu sendiri. Dan memang ini adalah tindakan kesejarahan, suatu keadaan utama dalam sejarah.
“di sini mahasiswa yang tekun dianjurkan untuk melihat kembali mengenai komunisme dalam Bab 5. Berpendidikan di jerman dalam masa yang didominasi filsadat Hegel, Karl Marx (1818-1883) dan Friedrich Enggls (1820-1895) melewati sebagian besar hidupnya di Inggris di mana banyak tulisan-tulisan yang dewasa ini, seperti ribuan tahun silam, setiap hari dan setiap jam harus diisi dengan memenuhi kebutuhan manusia belaka… oleh karena itu kebutuhan pertama dalam setiap teori sejarah ialah mengamati kenyataan dasar ini  dengan segala maknanya dan segala maksud yang terkandung di dalamnya, dan menyesuaikan kepentingan yang seharusnya”
Studi “ilmiah” tentang sejarah adalah studi tentang cara manusia menanggapi tantangan material dalam lingkungan fisiknya. Agar dapat meperbesar peluang untuk hidup terus, pria dan wanita secara progresif memperbaiki teknologi yang berubah. Pemeceahan pokok yang paling utama ialah menggantikan self-sufficiency- dimana setiap satuan keluarga berjuang untuk menghasilkan semua yang ia butuhkan untuk bisa hidup terus dengan perhatian (umpamanya) pada produksi pangan dan yang lain agara mengkhususkan diri pada bangunan, dan yang lainnya mengkhususkan pada menghasilkan alat-alat, sedangkan yang lainnya lagi mungkin mengkhusukan diri pada perdagangan dan keuangan.
Kelas ekonomi akan tetapi dengan spesialisasi pekerjaan lahirklah perbedaan-perbedaan status, kekayaan, kekuasaan politik-bagaimanapun primitifnya masyarakat ataupun sistem politiknya. Kelas ekonomi yang dibangan terutama dibedakan antara mereka yang mempunyai pemilikan pribadi dan alat produksi. Hasil yang tak dapat dielakan ialah konflik di antara kelas-kelas ini, atau perjuangan kelas, yang sesungguhnya merupakan ciri utama dari perkembangan sejara.
Struktur kelas dalam masyarakat industri ditandai oleh dominasi kaum borjuis atau kelas-kelas mengengah yang mempunyai kekayaan pribadi dan eksploitasi kelas perkerjaan yang lebih besar jumlahnya tetapi lebih rendah ekonominya, atau kaum produksi  kaum borjuis melebihipotensi konsumsi kaum proletar. Taraf hidup para pekerja di jaga agar pas-pasan atau dibawah itu supaya tidak mampu membeli barang-barang yang oleh pemilik modal dihasilkan untuk memperbesar kekayaannya. Dengan demikian tevolusi tidak dapat dihindarkan.
Marx dan Engels, The German Ideology,  bagian I (1846), di cetak ulang dalam Robert C. Tucker (ed.), the Marx-Engels Reader, W.W. Norton & Co., Inc., New York, 1978, halaman 155-156. Dalam hubungannya dengan konsep yang luas tentang biologi manusia, maka, bisa dikatakan bahwa Darwin, Freud, dan marx memulai dari titik yang sama : manusia sebgai organisme psikologis yang kebutuhan untuk kelangsungan hidup pada umumnya menyusun seluruh aspek utama tingkah laku manusia.
DIALETIKA
“Determinisme” yang menjadi ciri pemikiran Marx berasal dari asumsi : bagaimana cara orang mengatur alat produksi yang diperlukan untuk menentukan garis besar sturuktur sosialnya, sistem politknya, dan bahkan ideologi (agama dan sekuler) yang mereka temukan untuk membenarkan atau menyerang starus quo.
Dalam pengertian ini, “dialetika” sebagian menunjuk pada hubungan timbal balik antara semua gejala, dan setiap gejala  tertenu hanya bisa dipahami dalam konteks yang lebih umum. Seseorang tidak bisa memahami ciri-ciri kapitalisme, umpamanya tanpa memahami perkembangannya semenjak semula dalam konteks feodalisme dan merkantilisme. Demikian juga orang tidak bisa memahami tingkah laku kaum proletar tanpa melihat asalnya petani atau tanpa melihat tuntutan dan kepentingan kaum borjuis. Dari persepsi dialetika, pengentahuan yang lebih lengkat (atau “ilmah”)adalah pengetahuan tentang gejala dikala mereka berinteraksi dengan gejala lainnya, tidak ada yang bisa dipahami sendiri, berdasarkan pengabstrakan ciri-ciri yang diasingkan dari kenyataan. Jadi orang membatasi dirinya sendiri, hanya ia berinteraksi dengan alam (tuntan material dan lingkungannya) dan dengan kenyataan sosial disekitarnya. Dan “materialisme dialetik” (istilah yang pernah dipakai oleh Marx, tetapi satu-satunya istilah yang dapatt menggambarkan pemikirannya dengan tepat bisa diaritkan sebagai pernyataan awal dari filsafat eksistensial dalam abad keduapuluh.
Seperti digambarkan oleh contoh-contoh di atas, hubungan dialetik pasti merupakan hubungan antagonis. Sejarah sepantasnya dipahami sebagai bekerjanya ketegangan dan pertentangan antara alam dan manusia, alat-alat produksi yang makin efesien, kelas-kelas sosial yang saling bersaingan, dan ideologi-ideologi yang bertentangan. Pada suatu saat tertentu adalah mungkin mengenali ciri khusus kehidupan sosial sebgai suatu tesis (misalnya, feodalisme dan kekangan ekonomi), yang akhirnya dihadapkan denga suatu antitesis (kapitalisme dan perdagangan bebas), dengankontradiksi yang dihasilkan oleh pertarungan tesis dan antitesis menghasilkan sintesis dari sifat-sifat terbaik dari masing-masing (sosialisme, yang memungkingkan manusia menikmati efisiensi produksi yang dikembangkan oleh kapitalisme, tetapi dalam keadaan ini keselarasan sosial dan kestabilan yang mencirikan feodalisme).
Dengan demikian dialetika adalah sara untuk mengkonseptualisasikan seperangkat gejala yang saling berkaitan (kekuatan-kekuatan sosial atau gagasan – gagasan ); ia juga menggambarkan suatu proses yang nyata, suatu proses antagonistisme dan kontradiksi yang telah melekat dengan semua fenomena. Dan lmotor utama bagi perkembangan kesejarahan adalah perjuangankelas, yang dengan mudahnya meringkaskan semua kontradiksi material dan intelektual yang khas terhadap setiap epos sejarah.
Kelas ekonomi dan kekuasaan politik. Karena suatu kelas menguasai kelas yanglain, maka ia melaksanan kekuasaan atas negara. Distribusi kekuasaan politik dalam setiap masyarakat dengan demikian merupakan suatu fungsi distribusi kekuasaan ekonomi. Karena kekuasaan ekonomi berpindah dari aristokrasi pemilik tanah ke borjuis pengusaha, dominasi raja dan kebangsawanan diganti oleh lembaga-lembaga parlemen yang dikuasai pemilik kekayaan yang baru dan perwakilan politik mereka. Ideologi hak ketuhanan digantikan dengan ideologi liberalisme klasik. Membenarkan penggunaan lambaga-lembaga negara dan anjurannya yang paling khas-hukum- sebgai sarana untuk memperkuat dan melestarikan dominasi sosial ekonomi kami borjuis.
Negara, ideologi yang mendukungnnya, hukumnya, dan aparat kepolisian serta aparat pengadilannya adalah alat-alat yang memenungkinkan suatu kelas untuk memaksa dan mengesahkan eksploitasinya terhadap kelas-kelas lain dalam masyarkat. (Dan, lagipula, analisa dialetika-lah yang membantu kita memahami hubungan keterkaitan yang rumit dari gejala ini). Tetapi kekeliruan setiap ideologi kelas sebelum sosialisme ialah asumsi bahwa ideologi tersebut berlaku absolut dan mempunyai relevansi universal. Bagaimanapun, sejarah menunjukan bahwa apa yang secara khas telah diambil suatu corak permanen dari keteraturan sosialan, sebetulnya ditakdirkan untuk menyingkirkan karena wawasan manusia telah dibentangkan oleh perubahan ekonomi dan penyelidikan intelektual. Analisa dialetik juga memungkinkan kita untuk memahami bahwa kapitalisme, seperti juga feodalisme, hanyalah suatu gejala sementara suatu tahap sejarah ekonomi yang sedang berlangsung.
Revolusi, Sosialisme, dan Komunisme
Kontradiksi mendasar dari kapitalisme, menurut Marx, ialah sosialisasi alat-alat produksi (atau penciptaan para pekerja yang saling tergantung melalui sistem pabrik) bersamaan dengan berlangsungnnya distribusi kekayaan menurut asa kepentingan pribadi dan keuntungan perseorangan. Kontradiksi iniyang melekat dalam kapitalisme bisa dipahami dalam konteks feodalisme dan sosialisme dan ciri-ciri dialetika. (lihat table 7.1)
Marx membedakan pemikirannya dari pemikiran sosialis utopis (dalam awal abad kesembilan belas, termasuk gagasan-gagasan Saint Simon, Charles Fourier dan Robert Owen) dengan menyatakan bahwa pandangan mereka tentanf sejarah tidaklah dialetik ini sebgaian berari bahwa kaum utopis telah gagal mengakui kapitalisme.
 TABEL 7.1
Organisasi Produksi dan Asas-asas Distribusi di bawah Feodalisme Kapitalisme dan Sosialisme (Menurut Dialetik Marxis)
Feodalisme
(Tesis)
Kapitalisme
(antitesis)
Sosialisme
(sintesi)
Organisasi produksi
Asas- asas distribusi
Pribadi
Pribadi
Sosial
Pribadi
Sosial
Sosial
Keuntungan yang jelas bagi umat manusia, kaum utopis ingin membalikan jalannya sejarah dengan menyangkal kapitalisme sebelum ini berjalan sebgai bagian yang diperlukan, dan banyak di antara mereka terbukti benar-benar reaksioner dengan berusaha mengembalikan manusia kepada kondisi masyarakat agraris.
Akan tetapi , bagi marx, kaum kapitalis telah membangun teknologi dan mengatur alat-alat prodksi dengan kecertdasan dan efisiensi yang tiada taranya.pria dan wanita dalam masyarakat kapitalis akhirnya berusaha mengatasi alam dan mampu mendapatkan sarana-saran untuk memberantas kemiskinan dan kekurang dan untuk menjamin kelangsungan hidup spesies dalam hubungannya dengan kebuthan biologis.
Eksploitas dan nilai lebih. Akan tetapi masyarakat kapitaslis juga merupakan masyarakat yang penuh ketimpangan, dan dengan hanya menengok ke sekelilingnya, marx dapat menyimpulkan dengan tepat bahwa mayoritas pria, wanita, dan anak-anak menderita kemiskinan dan kekurangan. Mereka yang mengerjakan mesin produksi adalah mereka yang paling menderita akibat industrialisme. Mereka juga paling sedikit menerima apa yang mereka hasilkan. Terdapat sesuatu yang secara ekonomis dan moral salah dalam masuarakat dimana sedikit orang yang tidak mengerjakan kerja kasar menikmari kekayaan paling banyak daripada yang dihasilkan pleh yang melakukan kerja kasar.
Satu-satunya cara untuk menentukan nilai suatu komoditi ialah dengan menghitung tenaga kerja yang diperlukan untuk menghasilkannya (“teori bunuh tentang nilai”). Karena kapitalis bukan pekerja, ia tidak menghasilkan nilai. Tetapi pekerja tidak mendapat imbalan atas jumlah seluruh nilai komoditi yang dihasilkan. Yang diambil oleh kapitalis dari pekerja ialahh “nilai lebih”, suatu konsep yang dikemukakan marx untuk menggambarkan hubungan eksploitasi antar kapitalis dan pekerja.
Bahkan ketika menggalakkan penguasaan manusia atas alam ia telah memperburuk keterasingan dan eksploitasi yang-dalam analisa akhir-menandai kesemau-mauan manusia dalam masyarakat borjuis. Malahan kapitalis sendiri, dalam mengejar keuntungan secara langsung, telah diperas oleh ambisi materialistisnya dan punyai pemilikan pribadi.
Krisis ekonomi dan perubahan politik. Basis produksi kapitalis yang sesungguhnya ialah mengumpukan bersam atau sosialisasi kebanyakan pekerja di pabrik-pabrik besar. Kenyataan sosial dari kapitalisme ini sangant berbeda dengan keadaan terkucil dari para pekerja dalam bengkel-bengkel kecil atau para pekerja yang dipekerjakan dalam industri perumahan sebelum zaman kapitalis. Di bawah kapitalisme, hubungan yang erat antara satu sama lain menimbulkan rasa identitas kelas dan membantu mempersiapkann meraka ketika mesin produksi kaptalis-karena kekurangn pasaran untuk hasil produksinya-akan berhenti.
Pada waktu menulis Communist Manifesto dalam tahun 1848, di tengah suasa revolusi kekerasan yang melanda Eropa dari kpnhagen sampai Palermo dan dari Paris sampai Budapest, pada hakikatnya pemikiran Marx dan Engels dalam hubungannya dengan suatu transisi yang tiba-tiba dan penuh kekerasan dari kapitalisme ke sosialisme. Kejadian-kejadian membuktiakan bahwa mereka salah, tetapi pemikir-pemikir Marxis selalu mempertahankan pendapat mereka bahwa metode analisa dialetik memungkinkan perbaikan yang terus menerus terhadap rincian teori Marxis mengingat perkembagan kesejaran, meski garis besar materialisme dialtika tetap bertahan dan dalam tulisan mereka sesudah tahun 1848, marx dan engels pada pokoknya menyesuaikan padangna mereka terhadap ciri-ciri revolusi sosialis. Mreka mengakui bahw peralihan ke arah sosialisme berbeda-beda menurut kebudayaan politik terntenu, dan mereka mengambil Inggris, Belanda, dan Amerika Serikat sebagai contoh negara-negara di mana penggantian ke sosialisme dari kapitalisme secara relatif berlangsung dengan damai dan agak lama.
Kediktatoran proletariat. Apakah sosialime merupakan hasil peralihan yang penuh perdamaian atau kekerasan, pastilah kaum proletar akan meraih kekuasaan,dan untuk pertama kali dalam sejarah bahwa lembaga-lembaga negaraakan dialihkan menjadi alat kekuasaan mayoritas. Hanya di bawah “kediktatoran proletar” sajalah demokrasi sejati akan menjadi kenyataan. Melalui dominasi politiknya, kaum proletar akan bisa mengambil alih semua alat produksi di bawah pengawasan negara, menasionalisasi industri, tanah, perusahaan, perhubungan, transportasi, dan perdagangan; mengawasi distribusi pertukaran; menghapuskan hak keturunan, yang dalam setiap kejadian, tidak konsekuen dengan ideologi liberal klasik; pelembagaan pajak pendapatan yang berat dan progresif; menghapus pekerja anak-anak di pabrik-pabrik; dan menjamin “pendidikan cuma-Cuma bagi semua di sekolah-sekolah negeri” (berdasarkan Communist Manifesto). Kapitalisme telah memungkinkan umat manusia menaklukkan alam; sosialisme akan memungkinkan semua wanita menjadi partisipan yang berarti Berakbirnya Keterasingan. ”Komunisme” merupakan nama yang diambil oleh Mark dan Engels untuk mebedakan gagasan-gagasan darii gagasan awal kaum utopis. Ia juga menggambarkan tahap akhir perkembangan sosial, suatu tahap sesuai soaialisme dan kediktatoran kaum protelar dimana (1) peranan negara sangat kecil dalam organisasi ekonomi; (2) kelas-kelas tidak ada lagi, dan, sebagai akibat ketidakstabilan politik dan sisial-ekonomi peninggalan masa lampau; (3) distribuusi barang dan jasa berdasarkan kebutuhan individu dan tidak berkaitan dengan tenaga-kerja atau produktivitas individu; (4) batas-batas internasional dan kedaulatan negara telah dihilangkan; dan  (5) suatu “revolusi kebudayaan” telah mengakibatkan perubahan kesadaran di mana orang dengan sendirinya menyamakan kepentingannya dengan barang kolektif dan kesejahteraan bersama seluruh masyarakat.
Di bawah kondisi komunisme, tidak saja manusia menguasai alam dan masyarakat,tetapi ia juga dapat menyadari ambisinya bagi perkembangan dan pemenuhan kreatif-dan tidak dengan mengorbankan orang lain. Singkatnya, komunis menjamin berakhirnya keterasingan manusia dari dirinya sendiri, dan akhirnya ia kembali ke Zaman Keemasan yang telah menjadi inspirasi ahli filsafat politik sejak pertama kali orang digerakkan untuk berspekulasi tentang penyebab ketimpangan sosial. (Lihat tabel 7.2.)
Arti dari Marx
Bisa dikatakan bahwa ketika Marx berusaha meramalkan masa depan, ua sendiri menjadi seorang uptos dan membeberkan bagaimana ia sepenuhnya telah dipengaruhi oleh cita-ciat dasar liberal tentang kebebasan individu dan kesempatan yang sama untuk mengembangkan diri. Akan tetapi harus ditambahkan bahwa Marx, dalam sekumpulan besar tulisannya, secara relatif tidak banyak mengatakan tentang ciri-ciri sosialisme dan sedikit mengatakan komunisme.
Perhatiannya dipusatkan pada kapitalisme. Ia berusaha menggambarkan cara kapitalisme dikembangkan dan cara ia bekerja atau kegagalan bekerjanya. Pandangannya tentatang masa depan, manakala mereka ini tawarkan, berasal dari usaha untuk meramalkan kemungkinan kecenderungan utama yang nampak dalam masyarakat kapitalis, termasuk kecenderungan ke arah monopoli kapitalisme, pembagian masyarakat kapitalis ke dalam dua kelas utama (birjuis dan proletar), “pemiskinan” yang progresid atau kaum proletar, dan gerakan kapitalisme yang dapat ditawar lagi mengarah pada depresi yang penuh bencana.
Kecenderungan lain tak diperhatikan : semakin kuatnya perasaan nasionalisme dan patriotisme yang membahayakan solidaritas kelas panjang garis ekonomi; perluasan hak pilih dan perkembangan demokrasi.
Tabel 7.2
Tahap-tahap sejarah dan Akhir  Keterasingan (Menurut Marx dan Engels )
 FeodalismeKapitalisemSosialismeKomunisme
Kekuatan yang menentukanAlam (kebutuhan material dasar)Milik pribadi (digunakan untuk keuntungan pribadi)Milik sosial (digunakan untuk kemajuan kesejahteraan umum)Kebutuhan manusia (terutam psikologis dan kreatif)
Ciri ekonomi yang utamaKeluarga pemenuhan kebutuhan secukupnyaSpesialisai tugas; sistem pabrikPemilikan negara atas alat-alat produksi dan perencanaan ekonomiIndependensi ekonomi bersam dengan materi yang berlebihan bagi semua; tiada pemilikan pribadi
Organisasi politikLemah atau monarki yang tersentralisasiPemerintah parlementer dikuasai oleh kaum borjuisPemerintah pusat yang kuat berdasarkan kekuasaan mayoritas (kediktatoran proletar)Pemerintah (menampilkan fungsi-fungsi perencanaan umum) berdasarkan konsensus rakyat
Ciri sosial yang utamaKetimpangan yang tinggi berdasarkan status yang diwariskanKetimpangan yang tinggi bersarkan kekayaanKetimpangan rendah berdasarkan jasa dan fungsi ekonomiTiada pembagian kelas; apapun ketimpangan yang ada adalah berdasarkan perbedaan dalam temperamen kreatif
Ekonomi dan sosial warga negara dalam membantu melunakkan pengaruh kasar kapitalisme yang tak diatur.
Akan tetapi dalam suatu hal marx tetap dalam sikapnya ketika ia melihat ke masa depan: Demokrasi dan perikemanusian yang mengilhami sosialisme tidak akan bisa tercapai sebelum kapitalisme berkembang sepenuhnya dan semua potensi ekonomi dan akibat sosialisme kapitalisme terwujud. Hal ini penting tidak saja bagi efesiensi ekonomi dalam masyarakat sosialis tetapi juga bagi perkembangan kesadaran sosial di antara warga negara yang menjadi dasar sosialisme demokratis dan komunisme itu sendiri.
LENINISME
Marxisme telah diexpor dari Eropa Barat ke Rusia di bawah Tsar dalam akhir abad ke sembilan belas, dimana ideologi itu memainkan daya tariknya yang aneh hanya pada kelompok kecil kaum intelektual. Diantara terdapatlah para pendiri Partai Buruh Sosial Demokrat Rusia, yang didirikan dalam suatu kongres rahasia yang berkongres di Minsk pada tahun 1898. Kecuali masalah-masalah mereka dengan polisi rahasi dan jaringan informasi tsar, Demokrat Sosial Rusai juga dikeruhkan dengan beberapa pertanyaan yang tegas: kapan, dan bagaimana revolusi sosialis harus masuk ke Rusia? Pada kongres partai yang kedua tahun 1903, mula-mula bersidang di Brussel dan kemudian di London, Demokrat Sosial pecah menjadi dua kelompok Menshviks (atau “anggota fraksi minoritas)menerima perlunya masa perkembangan kapitalis di rusia sebelum sosialisme dapat menjadi suatu alternatif yang bisa hidup terus, dan mereka menghendaki adanya organisasi suatu partai politik yang berstruktur longgar dan berdasarkan pada masa. Sebaliknya, Bolshevilsk(atau “anggota fraksi mayoritas”) mengemukakan bahwa revolusi sosialis tidak bisa ditunda dan bahwa kedatangnnya bisa dipercepat oleh suatu organisasi yang tersentralisir dan berdisiplin kuat yang berintikan kaum revolusioner profesional.
Partai. Pemimpin politik dan ideologi Bolsheviks ialah Valdimir Ilyich Lenin (1870-1924, kelahiran Ulyanow). Dalam pamflet yang diterbitkan tahun 1902 dan berjudul What Is To Be Done? Lenin mendesak berdirinya organisasi semacam partai revolusioner yang bersatu pada dan sesungguhnya menjadi ciri kaum Bolsheviks-yang mengambil nama “komunis” sesudah Revolusia Rusia bulan Oktober 1917.
Bagi Lenin, partai reovolusioner mungkin adalah partai yang paling efektif jika parati itu terdiri dari bukan pekerja tetapi para intelektual yang mengabdi pada kepentingan kelas pekerja. Bahwa partai seperti itu penting sekali diperjelas oleh otokarsi negara daro tsar yang menindas, yang melarang organisasi para pekerja. Dan, dalam segala hal, para pekerja-jika dibiarkan pada sumber matapencaharian sendiri-sangat tidak mungkin untuk menghayati apa yang disebut Lenin sebagai “kesadaran berserikat buruh”; yang memusatkan perhatian pada upah yang lebih besar, jam kerja yang lebih pendek, dan hanya pada perbaikan permukaan dalam lingkungan hidupnya, para pekerja memerlukan kepemimpinan dari suatu partai revolusioner agar bisa mengembangankan kesadaran revolusiener.
Sebetulnya Lenin menggantikan campur tangan pribadi dari partai Leninis terhadap kekuatan-kekuatan obyektif dalam sejarah marx. Dan dalam proses untuk menjungkirbalikan Marxisme tersebut, Lenin mendesakkna pendapatnya bahwa revolusi sosialis pasti kasar dan menyimpang dari arus masa lalu. Gagasan-gagasan ini mungkin cocok untk menggerakkan revolusi di Rusia, tetapi Rusia dibawah tsar tidaklah tepat seperti gagasan Marx tentang negara kapitalis dan industri maju. (Untuk gambaran yang dramatis tentang hal ini, lihat Tabel 7.3)
Imperialisme. Lenin terpaksa menjelaskan mengapa revolusi sosialis telah gagal terwujud dalam negara-negara kapitalis maju di Eropa Barat, seperti diramalkan Marx, dan mengapa revolusi mungkin pecah di Rusia yang belum maju. Pada 1916 Lenin menerbitkan buku Imperialism: The Higbest Stage Of Capitalism, dimana ia merinci pendapat Marx yang terdahulu bahwa monopoli kapitalis pasti akan berusaha menjamin perkembangannya lebih lanjut dengan menyerap wilayah asing dan memanfaatkan sumber-sumber dan penduduk pribumi. Dalam pengertian ini pun, politik-bakan politik internasional-pertama-tama dijelaskan dalam katannya dengan kepentingan ekonomi yang mendasarinya.
Lenin menyatakan bahwa negara-negara kapitalis maju telah menunda ntuk sementara bencan krisis eonomi dengan menemukan pasaran baru di negara-negara yang sedang berkembang di dunia. Penyitaan “nilai lebih” dari pekerja telah menjadi bersifat internasional dengan meluasnya kolonialisme. Perang dunia yang mulai tahun 1914 harus dimaksudkan sebagai perang imperialis yang didalangi oleh kekuatan
 TABEL 7.3
Para Pekerja Industri di Rusia dan Jerman, dan Inggris Raya Sebelum Revolusi Rusia 1917
Rusia
Jerman
Inggris Raya
1860
1900
1913
1882
1895
1907
1861
1901
1911
Jumlah pekerja industri (dalam jutaan)
0,57
1,69
2,28
4,72
5,93
7,84
4.07
6,18
7,12
Prakiraan pekerja industri
0,76
1,28
1,41
10,1
11,1
12,5
17,5
16,7
17,4
 
Kekuatan besar dengan kepentingan memperluas dominasi kolonialnya. Perluasan omperialisme juga memungkinkan kaum borjuis mengusai kaum proletar pribumi melalui pembagian sedikit keuntungan yang diambilnya dari para pekerja asing dan orang-orang yang kurang mempunyai kesadaran kelas. Dan perang merupakan hikmah sementara bagi kelesuan ekonomi kapitalis, yang memungkinkan kaum borjuis menganjurkan kaum proletar dengan syarat yang lebih menjamin pekerjaan dan juga pengabdian yang patriotik. Akibatnya, bagi Lenin, adalah jelas: kaum proletar di Eropa Barat telah “tertipu”  dan sangat pantas dicirikan sebagai “kesadaran palsu.”
Matarantai terlemah. Lalu, di manakah yang paling memungkinkan terjadina revolusi? Lenin menjawab dengan “teori tentang matarantai terlemah”-nya. Rusia adalah ,matarantai terlemah dalam rantai kapitalisme Eropa. Dibandingkan dengan negara kapitalis yang kurang berkembang. Rusia sekurang-kurangnya juga maju dalam perlombaan ala imperialis dalam mendapatkan pasaran luar negeri. Itulah sebabnya kaum proletar lebih mudah kena mobilisasi revolusi,dan dalam persekutuannya dengan petani Rusia yang dipimpin oleh partai Bolshevik, kelas pekerja Rusia bisa menjadi yang pertama kali meresmiklan rezim sosialis. Dan segera setelah kudeta Bolshevik di Petrograd Oktober 1912, Lenin dengan berani mengumumkan maksudnya di depan Second All-Russian congress of Soviets: “kita sekarang akan melanjutkan untuk membangun tatanan sosialis” akan tetapi bagaimanakah sosialisme Marx bisa dibangun dalam masyarakat yang secara ekonmi belum berkembang dan yang umumnya terdiri dari para petani?
TROTSKYISME
Leon Trotsky (1879-1940 lahir di Lev Bronstein), bersama dengan Lenin, adalah pemimpin utama dalam keberhasilan revolusi Bolsheviks di Rusia dan kemenangan Tentara Merah yang berikutnya atas Tentara Putih yang kontra-reovolusioner dalam perang saudara Rusia 1918 sampai 1920. Malahan mungkin benar bahwa tanpa kemauan reotrika Trotsky yang bersemangat, logika yang tajam, dan taktik kepemimpinan yang cemerlang (bahkan diakui oleh musuh-musuhnya), bolshevisme hanya akan disebut sambil lalu dalam sejarah dunia modern. Jadi ini semua lebih ironis bagi bahwa Trotsky tidak memandang dirinya sendiri sebagai Bolshevik sepanjang periode prareovolusiner Rusia; bahwa selama drama Reovolusi Rusia 1917 ia menyimpulkan bahwa pandangn-pandangn Trotsky tentang reovolusi sosialis; bahwa sejarah Stalinis dan sesudah Stalinis di Uni Soviet telah mengingkari bahwa Trosky tidak lain adalah seorang penghianat terhadap Revolusi Rusia.
Doktrin Trotsky mengenai “revolusi abadi” menandaskan; pertama,revolusi bisa berhasil dan mendukung ambisi sosialisnya hany apabila revolusi itu meluas sampai di luar batas Rusia, akhirnya mengatasi kekuatan kapitalisme Eropa dimana pun berada. Dan sesudah Bolsheviks meraih kekuasaan, Trotsky percaya bahwa berita tentang keberhasilannya akan menjadi katalisator penting dalam usaha menghapus kesadaran palsu para pekerja di negara-negara kapitalsi yang lebih maju. Dengan bantuan Tentara Merah dan kader-kader pribumi yang mengabdi pada revolusi di setiap negara, para pekerja di Polandia, Jerman, Austria, Hungaria, dan Perancis dapat menjadi kekuatan tangguh dalam perubahan revolusioner di dalam kelompok masyarakatnya sendiri.
Kegagalan usaha-usaha revolusioner Komunis di Eropa dalam tahun 1918, dan pada masa sesudah itu bagaimanapun, menyebabkan Trotsky membantah bahwa revolusi proletar internasional hanya tertunda sementara dan bahwa usaha terus-menerus harus diadakan untuk membangkitkan kesadaran revolusioner para pekerja . sementara itu, ia mengulangi pendiriannya bahwa dimensi kedua pada asas-asas revolusi abadi, yaitu”revolusi yang diperpendek”; Di Rusia Bolshevik, dasar-dasar sosialisme dapat diletakkan meski negara sedang menganjurkan pembangunan ekonomi dan peralihan kebudayaan yang di mana pun telah dihasilkan oleh kapitalisme dan usaha dari perusahaan-perusahaan kaum borjuis. Sedangkan kelas pekerja Rusia diperluas dan secara sosial didik melalui industrialisasi yang disponsori oleh negara, produksi pertanian harus dilaksnakan secara kolektif-dengan demikian mempercepat perkembangan semangat sosialis di antara kaum petani. Dengan demikian Trotsky menentang kebijaksanaan Ekonomi baru (NEP) kapitalis semu yang dilaksnakan oleh Lenin tahun 1921 dan diteruskan oleh Stalin sampai 1928. Bagi Trotsky, kegagalan NEP untuk mengkolektifkan petani, dan menganjurkan semangat borjuis diantara pengusaha kecil. Mencerminkan suatu kemunduran dalam perkembangan sosialime di Rusia.
Rovolusi dihianati. Dan tidak ada keraguan lagi dalam benak Trotsky bahwa sosialime di Rusia tidaklah mungkin terwujud selama ia tidak di dukung oleh revolusi kelas di mana pun di Eropa. Juga tidak mungkin terwujud selama kekuatan politik terpusat dalam tangan dirokrasi negara yang berpikiran sempit, sesungguhnya hanya memeperkuat eksploitas kelas pekerja. Karena pandangan-pandangan ini dan karena kegagalannya memenangkan perjuangan antar partai dengam Stalin setelah kematian Lenin pada tahun 1924, Trotsky diasingkan di Uni Soviet pada tahun 1929 dan dibunuh di Meksiko tahun 1840. Sebagai martir ia telah membantu menanamkan keyakinan kepada sekolompok kecil intelektual Trotskyis yang dewasa ini banyak ditemui di banyak negara di seluruh dunia (termasuk mereka yang bernaung di bawah partai Buruh Sosiali Amerika Serikat) dan yang berafilasi; dengan internasional keempat (the Fourth International) yang didirikan oleh Trotsku di kota Meksiko pada tahun 1937 semuanya mengikuti.
Uni Soviet bukan negara sosialis yang sesungguhnya demikian pula sekutu komunisnya dan mereka tetap terikat pada organisasi revolusi proletar di mana pun ada kesempatan untuk memajukan maksud sosialisme dan , akhirnya, komunisme.
STALINISME
Suatu ukuran perbedaan-perbedaan yang kentara antara Trotsky dan Stalin ialah sikap terhadap peran Komunis Internasional (Internasional Ketika) yang seharusnya didirikan di Moskow tahun 1919. Trotsky memandang komntern sebagai alat untuk mengkoordinir kegiatan revolusioner di seluruh dunia-atau ungkapan kelembagaan dari konsep “revolusi abadi.”
Bertentangan dengan kedudukan Trotsky. Joseph Stalin (1879-1953, lahir di Dzuhgashvill) berusaha menempatkan komintern dibawah kepentingan nasional Soviet, dan  tidak menyulut api revolusioner proletar seluruh dunia. Khusunya pada pertengahan tahun 1930-an Stalin mulai menguasai negara dan partai, dan ia melihat bahwa kepentingan nasional Soviet tidak terpenuhi oleh perluasan internasional Revolusi Bolshevik. Maka itu, “Stalinisme” sebagian menggambarkan kecurigaan terhadap petualangan reovolusioner, baik didalam maupun di luar negeri. Akibatnya, partai-partai komunis di Prancis, Jerman, Spanyol, Italia, Amerika Latin, atau dimana saja berada dibawah Moskow manakala berbicara tentang revolusi, meskipun tugas-tugas reovolusi tersisa pada penganut Trotsky dan yang lainnya yang teikat pada kepentingan massa bukannya kepada kepentingan negara Soviet.  Di tangan Stalinm, kepentingan pribadi Soviet menjadi antitesis dari internasionalisme Marx.
Sosialisme di satu negara. Bagi Stalin, sosialime harus dijelaskan dan dibenarkan oleh doktrin “sosialime di satu negara.” Rusia Soviet harus menjadi “benteng sosialisme,” suatu model pembangunan sosalis yang akan mengilhami kaum sosialis di seluruh dinuia. Setelah tahun 1928, Stalin kemudian memperkenalkan prodksi pertanian kolektif di Uni Soviet (mengikuti program Trotsky setelah Trotsky diusir dari partai) dan memprakarsai program pembangunan lima tahun pertama dari suatau rentetan program pembangunan yang dirancang untuk menjadikan Uni Soviet suatu kekuatan industri dan militer. Program-program ini disusun bertepatan dengan likuidasi unsur-unsur oposisi dalam partai dan birokrasi negara oleh stalin (dicirikan oleh Trotsky di kiri, dan Nikolai bukharin di kanan), dan mereka berjanji untuk mempercepat pembangunan ekonomi, meski dengan mengorbankan jutaan jiwa warga Rusia, khusunya petani.
Konstitusi Uni Sovet tahun 1936 menyatakan bahwa “sosialisme” telah diraih bersamaan dengan hapusnya kelas-kelas yang bertentangan dengan kaum proletar. Tetapi bertentangan dengan ketentuan-ketentuan Marx, Engels dan bahkan Lenin (dalam buku The State and Revolution, yang ditulis pada akhir musim panas 1917), aparatur negara tidak mulai “memburuk” dengan berdirinya sosalisme. “pengepungan kapitalis,” kata Stalin, membahayakan keamanan Uni Soviet dan bertambah ketat tatkala negara telah dan akan terus bertamabah kuat. Sekarang, “Stalinisme” juga dimaksudkan untuk menunjukkan adanya sentralisasi kekuatan politik birokratis yang ekstrim di tangan pemimpin tunggal yang menguasai partai dan negara; ideolodi menjadi dogma yang meniadakan perpecahan, dan “sosialime” lebih merupakan suatu manipulasi definisi daripada mencerminkan keterkaitan obyketif antara masyarakat dan kekuatan-kekuatan produksi.
Anti-Stalinisme
Banyak segi buruk dari sejarh ideologi dan politik komunisme sejak Perang Dunia II adalah akibat langsung dari ketegangan-ketegangan yang diciptakan oleh usaha-usaha ke arah “de-Stalinisme.” Trotsky dan pendukung-pendukungnya adlah yang pertama di antara yang mencela ekses-ekses birokrasi, kekakuan ideologi, dan orientasi Antirevolusioner Stalinisme. Tetapi perluasan kekuatan komunis di Eropa Timur dan Asia setalah Perang Dunia II telah meletakan dasar bagi oembagian-pembagian baru di antara mereka yang tetap setia kepada asas-asas Marxisme-Leninisme. Dan bukannya kebetulah bahwa tantangan yang paling serius terhadap stalinisme mula-mula datang dari Yugoslavia, di mana pendukung-pendukung Tito, yang bekerja melawan penduduk Jerman di Yugoslavia setelah tahun 1941, berhasil merebut kekuasaan tana bantuan tentara Soviet. Di negara-negara komunis Eropa Timur yang lain, kehadiran kekuatan militer Soviet menjamin tunduknya para pemimpin komunis kepada Moskow dan Stalin, sekurangnya sampai kematian Stalin tahun 1953. Namun, kasus Yugoslavia berbeda secara dramatis
TITOISME
Tito melawan Stalin, dari segi yang menguntngkan sesudah perang, Tito percaya bahwa kesempatan untuk mengadakan reovolusi komunis tidak terbatas pada zone operasi Tentara Soviet dan bahwa banyak negara Eropa (termasuk Yunani, Italia, Perancis, dan Belgia) sangat mudah dikalahkan oleh kekuatan komunis pribumi. Sperti telah diperlihatkan oleh Tito dan pendukungnya, kekuasaan dapat diambil alih oleh keunggulan organisasi militer, kepemimpinan politik yang mamp, dan jika perlu perang saudara. (keadaan ini nampaknya tidak menggambarkan “marxisme.”) akan tetapi Tito menyiratkan variasi Trotsky mengenai “revolusi abadi” berhadapan dengan ooposisi konservatifnya Stalin, yang memuat konsolidasi penguasaan Uni Soviet atas Eropa Timur. Tetapi, untuk sementara Stalin tidak dalam kedudukan mengerahkan semua kegiatan komunis luar negeri, khususnya kegiatan Tito.
Komintern secara resmi telah dibubarkan Stalin pada tahun 1943 untuk menjaga kepekaan rasa ideologis dari sekutu-sekutu Rusia semasa perang. Tetapi Tito dan kaum revolusioner lainnya membentuk suatu organisasi komunis internasional baru, dan mendirikan Communist Information Bueau (Cominform= Biro Penerangan Komunis) dalam tahun 1947 yang menggambarkan suatu kemenangan sederhana dalam perjuangan melawan posisi anti revolusioner Stalin. Tito dan penganut ideologi Soviet yang militan Andrei Zhdanov segera menggunakan pertemuan pertama Kominform sebagai gelanggan untuk mengecam keras kebijaksanaan kolaboratoris borjuis dari partai-parrtai komunis Eropa Barat, yang menurut Tito telah gagal mengambil keuntungan dari kesempatan revolusioner mereka.
Petualangan Titois dalam kominform dengan demikian berakhir hampir secara tiba-tiba sebgaimana mulainya. Pada tahun 1948, Stalin memaksakan kekuasaannya: Kominform. Semua partai komunis menumpahkan kemarahnnya pada Tito “ si pembelot” yang dituduh telah bekerja sama dengan Jerman selama perang dan melembagakan negara “fasis” di Yugoslavia Stalin, sebagai yang dilaporkan, berkata, “saya cukup melekukan kelingkingku saja, dan Tito pasti tidak akan ada lagi.”
Isolasi politik, diplomatik, dan ekonomi yang sekonyong-konyong menimpa Yugoslavia memaksa Titio melakukan pergeseran besar dalam kebijaksanaannya, kususnya karena ancaman serbuan militer Soviet terbayang di mata orang Yugoslavia. Di Amerika Serikat, pemerintah Truman memahami bahwa suatu pemisahan dalam jajaran komunis dan suatu Yugoslavia yang bebas dari Moskow menggambarkan kemenangan besar dalam perjuangan bertahap dalam perang dingin. Dan bantuan militer dan ekonomi Amerika Srikat kepada Yugoslavia antara tahun 1949 dan 1955 (yang berjumlah 1,2 milyar dollar) telah memainkan peranan penting dalam menjamin kelangsungan hidup Titoisme. Jadi Titoisme telah menunjukkan kebalikan dari apa yang pada mulanya diwakilinya-petualangan revolusioner.
Revisionisme dan pembaharuan. Titoisme, dan kebujaksanaan luar negeri para pemimpin Yugoslavia setelah kematian Tito dalam tahun 1980, paling baik digambarkan sebagai suatu kebijaksanaan luar negeri tidak memihak yang tidak secara konsisten mendukung kedudukan atau kepentingan negara komunis maupun nonkumunis. Jadi secara logis Uni Soviet bukanlah suatu keharusan untuk model pembangunan sosialis, Yugoslavia mengemukakan bahwa dalam beberapa hal, peralihan dari kapitalisme menjadi sosialime bisa merupakan proses yang penuh kedamaian yang dilakukan oleh lembaga-lembaga parlementer dan partai-partai kelas pekerja.
Komunisme Yugoslavia menggambarkan suatu gaya pemerintah komunis yang relatif menggunakan kekerasan. Yugoslavia adalah suatu negara federal dengan perencanaan dan fungsi-fungsi admnistrasi lainnya didistribusikan di antara enam negara bagian yang ditetapkan sepanjang garis budaya dan bahsa, terdapat suatu pertukaran gagasan yang relatif bebasm dab warga negara Yugoslavia dan turis asing sangat mudah berpergian melintasi perbatasan yugoslavia. Usaha tani yang dijalankan secara pribadi menguasio sektor pertanian, dan di mana para petani Yugoslavia telah dikolektifkan, adalah hasil dorongan ekonomis bukannya karena ancaman dan paksaan.
Para pekerja memilih wakil-wakilnya dalam “dewan buruh” yang berpartisipasi, dalam berbagai tingkatan pengaruh, dengan mengelola pembuatan keputusan untuk mempengaruhi bekerjanya pabrik-pabrik. Pemerintah lokal atau komune dianjurkan untuk mempergunakan wewenang utama dalam pengaturan masalah-masalah lokal. Peradilan umum menikmati tingkat kebebasan yang berarti dari lembaga-lembaga negaa lainnya. Negara sendiri, berlawanan dengan pandangan Stalin dalam hal ini, diperkirakan mulai memburuk, meski partai komunis akan tetap menjadi pedoman umum untuk pilihan kebijaksanaan tetapi lebih  melalui pendidikan daripada melalui komando. Dan ideologi bangsa Yugoslavia mengakui bahwa meskipun berada di bawah sosialime, antagonismedan konflik bisa timbul di antara para pekerja, manajemen, dan negara. Negara sendirinya ada keprihatinan yang tulus untuk mengurangi dan menghilangkan ekses birokrasi.

Khususnya, mengingat eksperimen dengan pengikutsertaan para pekerja dalam manajemen pabrik, komunisme Yugoslavia mencerminkan suatu pendekatan yang relatif manusiawi terhadap organisasi industri yang mendekati semangat asli Marxisme. Dan dalam dunia ini Yugoslavia merupakan suatu laboratorium politik, sosial dan ekonomi yang sangat penting untuk menguji pemecahan alternatif atas masalah yang melampaui batas-batas ideologi dan nasional-pengwasan birkratis pada kehidupan penduduk.
KOMUNISME CINA
Tanpa Lenin, dan jelasnya tanpa Lenin dan Trotsky, tidak akan ada revolusi komunis di Rusia. Tanpa Hitler dan agresi Jerman di Eropa Timur dalam Perang Dunia II, tidak akan ada kesempatan bagi partai-partai komunis yang kecil Eropa Timur untuk memperoleh kekuasaan (mengikuti Tentara Uni Soviet memasuki Berlin). Di Cina, komunisme akhirnya mungkin bisa mendapatkan kekuasaan tanpa kepemimpinan Mao. Tetapi kekusaan dan visi Mao telah membuat komunisme Cina sangan unik-unik dalam sejarah dunia dan unik dalam sejarah komunisme. Lenin, Trotsky, hitler, dan Mao. Merekalah aktor-aktor unggul dalam pentas dunia (dan sangat berbeda dari para penggubah sandiwara yang duduk disamping panggung Marx, Darwin, dan Freud). Bahwa begitu banyak peristiwa dalam sejarah komunisme harus tergantung pada kualitas dan kepribadian beberapa orang saja adalah suatu ulasan lain tentang seberapa jauh komunisme masa kini telah menyimpang dari kekuatan-kekuatan impersonal dialtika penganut Marx. Menjelang komunisme di Asia, yang dimulai dengan Cina di tahun 1949, juga menegaskan kecurigaan kita tentang kualtis “Marxis” pada komunisme abad kedua puluh (lihat tabel 7.4) yang mempunyai
Tabel 7.4
Partai partai komunis yang berkuasa
 Tahun memperoleh kekuasaan% keanggotaan dari jumlah penduduk*% tenaga kerja pertanian*Pemimpin partai (1982)
Uni Soviet
Mongolia
Albania
Bulgaria
Rumania
Jerman Timur
Hungaria
Polandia
Yugoslavia
Cekoslowakia
Korea Utara
Cina
Vietnam (utara)
(Selatan)
Kuba
Laos
Kampuchea
(kamboja)
Afghanistan

1917
1921
1944
1944
1944
1945
1945
1945
1945
1948
1948
1949
1954
1975
1959
1975
1975

1978
6,5
3,9
3,7
9,2
13,4
12,4
7,6
8,4
8,9
9,8
10,1
3,7

2,8
4,4
0,4
n.a

0,3
23
52
61
24
39
11
23
28
45
14
50
63

80
34
76
n.a

80
Yuri Andropov
Y. Tsedenbal
Enver Hoxha
Todor Zhivkov
NicolawCeausescu
Erich Hoecker
Janos Kadar
W. Jaruzelski
H.E.C Mijatovic
Gustav Husak
Kim II-song
Deng Xiaoping

Le Duan
Fidel Castro
K. Phomvihan
Heng Samrin

Barak Karmal
Peranan yang genting dalam mempersiapkan jalan menuju kekuasaan bagi para partai-partai komunis Asia. Tetapi di Asia, masalah-masalah yang ditimbulkan oleh imperialisme Eropa dan Jepang, dan oleh sejumlah besar petani yang hidup dlam keadaan miskin dan haus atas tanahm membuat komunisme di Asia sangat berbeda dari komunisme.
REVOLUSI CINA
Sesudah Revolusi  Bolshevik di Rusia, dan dengan didirikannya Komintern, Partai Komunis Cina (PKC) diorganisasi pada tahun 1921 oleh para prufesor di Universitas Peking. Kelompok kecil intelektual yang mengarahkan PKC untuk menjadi partai yang berorientasi Leninis; anjuran ideologisnya dan usaha-usaha yang terorganisasi diarahkan kepada anggota proletar Cina, suatu kelas sosial yang relatif kecil dalam masyarakat dimana 80 persen penduduknya adalah petani, dan PKC dianggap sebagai pelopor revolusioner yang diperlukan untuk merebut kekuasaan dan untuk membangun sosialisme. Antara tahun 1923 dan 1927, sesuai dengan petunjuk komitmen di Moskow dan agennya di Cina, PKC bersekutu dengan Kuomintang, atau Nasionalis Cina, yang memprakarsai revolusi republik Cina tahun 1911. Tumbuhnya kekuatan politik dan militer kaum Nasionalis, yang sesudah tahun 1925 pemimpinnya ialah Chiang Kai-Shek menyebabkan pembubaran persekutuannya dengan PKC dan Chiang melikuidasi banyak kader komunis. Dalam tahun 1927 PKC kehilangan pegangan utamanya di Shanghai. Posisi paetai di daerah perkotaan Cina dan diantara para pekerja Cia kelihatannya sia-sia, dan dalam konteks inilah Mao Zedong merebut kepemimpinan PKC dan memberikan kepada partai suatu orientasi yang hampir semata-mata agraris. Dalam persoalan ini sukar menyimpulkan bahwa komunisme Cina addalah beraliran Lenin ataupun Marx.
Strategi Mao ialah membentuk tentara petani dan menjamin wilayah yang ‘’telah dibebaskan’’ di pedalaman Cina di mana PKC bisa menambah seruannya kepada kaum tani melalui pembaharuan pertanian. Terutama di utara provinsi Shensi, daerah Mao dan para pengikutnya mengakhiri epos ‘’long-march’’-nya dalam tahun 1934-1935, PKC menjalankan program redistribusi tanah (untuk memberi keuntungan bagi para petani miskin), membatasi ekploitasi petani oleh tuan-tanah dan rentenir, melembagakan pajak progresif dam program kesejahteraan, membangun pabrik-pabrik, dan memperkuat organisasi politik dan militer komunis. Perang saudara dengan tentara Nasionalis berlangsung terus, tetapi perluasan wilayah pendudukan militer Jepang di Cina sesudah tahun 1935-lah yang meletakkan landasan utama untuk kemenangan akhir komunisme Cina. Komunis ternyata lebih efektif daripada kaum Nasionalis dalam melawan Jepang, dan kekalahan Jepang pada akhir Perang Dunia II membuka jalan untuk memajukan Tentara Merah, yang akhirnya memaksa kaum Nasionalis melarikan diri dari daratan Cina ke pulau Taiwan pada tahun 1949. Juga sukar untuk menyatakan bahwa kemenangan komunis di Cina mengikuti skenario revolusi sosialnya Mark atau Lenin.
Membangun Komunisme di Cina
Rezim komunis Cina yang berjuang terus-menerus membangun industrialisasi dasar.Akan diingat bahwa bagi Marx’’sosialisme’’ hanya dimungkinkan setelah peralihan bentuk sosial dan budaya dilakukan oleh kapitalisme yang matang dan, selanjutnya, oleh kediktatoran proletariat Bagi      Komunis Cina, di lain pihak, ’’komunisme’’ seharusnya dipertegas secara luas, dan uji cobanya yang terakhir ialah dalam komunalisasi proses produksi dan menghilangkan perangsang pribadi dalam menggerakkan buruh.
Dalam ‘’Loncatan Besar ke Depan’’ tahun 1958, PKC berusaha memenangkan perlombaan dengan Soviet menuju komunisme murni dengan cara mengkomuniskan pertanian, yang menghapuskan segala macam pemilikan pribadi (beberapa masih tetap dalam sistem usaha tani kolektif di Soviet) dan mengorganisir semua pekerja menjadi brigade produksi, agaknya diilhami oleh barang-barang kolektif dari seluruh masyarakat. Kesukaran mencapai harapan-harapan muluk ini, sebagian disebabkan oleh bencana alam dan­-tak dapat disangkal-perencanaan yang terlalu optimistis, menjadikan keuntungan para elit PKC yang menganjurkan percepatan pembangunan ekonomi yang lebih lamban dan lebih banyak perangsang bagi individu-individu produsen.Tetapi lebih banyak perangsang berarti perbedaan imbalan yang lebih besar, dan pada pertengahan tahun 1960-an Mao dihadapkan dengan melemahnya kekuasaan yang atas partai dan dengan perkembangan struktur sosial masyarakat Cina yang dalam ketimpangan statusnya yang sedang tumbuh, mulai sejajar dengan Uni Soviet.
Revolusi Kebudayaan Cina, “Revolusi Besar Kebudayaan Protelat” dari tahun 1966 sampai 1969 ( dan kadang – kadang gemanya sampai tahun 1970-an ) dengan demikian merupakan usaha besar dengan dua arah : pertama, menegakkan kembali wewenang politik Mao dan dominasi para pendukungnya yang paling bersemangat dengan menghilangkan pengaruh partai – partai itu sendiri harus dibangun kembali sejalan dengan petunjuk Pengawal Merah yang berjiwa muda dan militan, dan khususnya, Tentara Merah Cina –dan, kedua, menanamkan dalam kesadaran kolektif warga negara Cina tentang perlunya persamaan sosial yang menyeluruh bersamaan dengan semangat sosialis tentang semua untuk satu dan satu untuk semua.
Sejalan dengan semangat ini ialah pekerjaan berkala dalam komune-komune dan pabrik-pabrik yang diberikan secara bergiliran kepada mahasiswa, pekerja kantor, birokrat partai dan lapisan istimewa lain dalam masyarakat Cina.Keterampilan tekhnologi dialihkan secara alamiah ; yaitu, suatu brigade pertanian dalam komune petani akan memilh wakil yang telah menerima pendidikan lanjutan tentang teknik produksi pertanian yang mutakhir, dan ia kembali ke komune untuk mendidik petani lainnya dalam penggunaan teknologi baru.Dalam proses tersebut, perbedaan status dan pangkat diperkirakan akan hilang atau paling tidak akan berkurang.Bahkan dalam Tentara Merah besar akan dapat melaksanakan industrialisasi dan modernisasi ekonomi tanpa perbedaan imbalan, hak istimewa, dan status yang menjadi ciri semua masyarakat yang mengalami perubahan sosial -ekonomi  – termasuk Uni Soviet.
 Akibat Revolusi Kebudayaan
Malahan sebelum kematian Mao tahun 1976 dan pengusiran “Kelompok Empat” ( the Gang of Four ) yang berusaha meneruskan kebijaksanaan Mao yang radikal, dan khususnya pada permulaan tahun 1980-an , jelaslah bahwa percoban sosial besar yang disimbolkan oleh Maoisme telah gagal.Ternyata tidak mungkin untuk memodernisasi ekonomi Cina tanpa menerima pola – pola tradisional wewenang dan ketidaksamaan status yang menandai hubungan antara elit dan massa, direktur dan manajer, manajer dan pekerja, guru dan  murid, jenderal dan prajurit, dan – pada umumnya – antara mereka  yang menghasilkan banyak dan yang menghasilkan sedikit . Meningginya tingkat produktifitas ekonomi Cina berarti menyediakan lebih banyak rangsangan kepada buruh, baik buruh perindustrian maupun buruh pertanian. Bertambahnya rangsangan berarti bertambh besar pertumbuhan imbalan. Dan semakin besar imbalan berarti semakin besar ketidaksamaan.
Karena keinginan yang kuat untuk memodernisasi ekonomi Cina di tahun 2000, kepemimpinan setelah Mao juga menolak asas-asas besar Mao lainnya – pemenuhan kebutuhan sendiri. Semakin banyak mahasiswa Cina yang mendapat pendidikan di luar negeri sekarang ini, belajar teknologi dan teknik manajerial yang penting bagi perencanaan efektif dan pertumbuhan ekonomi, teknik-teknik yang diremehkan Mao yang mengutamakan “kepintaran spontan” yang tidak bersekolahtetapi massa dimobilisasi. Peralatan baru bagi pabrik-pabrik dan teknologi sekarang diimpor dari Barat, bersama-sama dengan penanaman modal, pinjaman lunak pemerintah, pengetahuan, keterampilan, dan disiplin berproduksi yang menjadi ciri industrialisasi di setiap tempat.
Tentunya, perubahan yang disebabkan oleh janji untuk modernisasi cepat ini memerlukan juga perubahan besar dalam politik (pasti Marx senang menunjukan). Rangsangan ekonomi yang ditingkatkan meminta beberapa patokan bagi liberalisasi sosial dan politik. Dengan demikian Kongres PKC tahun 1978 telah menerima konstitusi baru yang memperluas batas hak-hak sipil bagi penduduk Cina. Arus komunikasi antara eli dan massa tidak lagi searah (dari atas ke bawah). Perubahan ini sebaliknya menuntut pula perubahan dalam komposisi elit yang memerintah. Ribuan anggota partai dan pegawai negeri yang dikenali dengan radikalisme Maois dilepas dari kedudukan yang bertanggung jawab. Dan Mao sendiri, sekalipun “juru-mudi Besar” kapal negara Cina yang tak pernah salah, dicela karena kebijaksanaannya yang sesat dan ketidaktahuannya . radikalisme Maois, usaha yang beranni untuk memodrernisasi tanpa merangsang ketidaksamaan sosial, adalah suatu babak lain dalam sejarah dunia yang erat dengan perekayasaan utopis. Sebelum Mao, hal itu belum pernah dicoba secara besar-besaran dalam usaha manusia dan organisasi sosial. Setelah kekalahan Maoisme, semua yang berbau Maoisme tidak akan pernah dicoba lagi.
Pelajaran tersebut jelas sekali. Tidak mudah membangun masyarakat komunis, sebagaimana dikonsepsi oleh Marx, dalam dunia di mana negara-negara bangsa saling bersaing, suatu masyarakat komunis yang terbentuk hanya namanya saja komunis. Juga tidak mudah untuk membangun komunisme dalam dunia di mana, sesungguhnya, ada banyak macam komunis sebanyak adanya negara komunis dengan latarbelakang kebudayaan yang berbeda, pada taraf pembangunan ekonomi, politik, dan sosial yang berbeda dan dengan pandangan yang berbeda mengenai apa yang mencerminkan kepentingan kemanusiaan yang terbaik, baik di dalam maupun di luar negeri. Dan bila ada banyak macam komunisme sebanyak negara yang mengibarkan bendera komunis, jelaslah bahwa semuanya tidak dapat mengatakan secara absah bahwa ia adalah pengikut Marx yang ortodoks. Barangkali tidak satu pun di antara mereka yang bisa menyatakan itu. Dan kesimpulan ini rupanya berlaku pula dengan secara khusus bagi Kuba.
CASTROISME
Ayah Fidel Castro adalah seorang pengusaha perkebunan yang kaya dan wakil kelas atas dalam dewan propinsi Kuba. Latar belakang yang menguntungkan ini, ditambah pula dengan bakat intelektualnya sendiri, pandai berpidato, dan bakat kepemimpinan, memungkinkan Castro (lahir tahun 1926) Lulus dari Unicersitas Havana sebagai pengacara dan menjadi seseorang pemimpin kaum liberal Kuba yang menentang kediktatoran Fulgencio Batista. Batista telah mengambil kekuasaan di Kuba tepat sebelum pemilihan presiden yang dijadwalkan pada tahun 1952, dan rezimnya yang otoriter dan korup menikmati dukungan besar dari pemerintah Amerika Serikat. Kepentingan bisnis di Amerika Serikat terlibat sangat dalam pada ekonomi Kuba dan dalam politik Kuba sejak tahun 1898 dan perang Spanyol-Amerika, ketika Kuba memenangkan kemerdekaan dari spanyol hanya menemukan dirinya secara ekonomi dan secara plitik dibawahkan oleh negeri yang berjarak 90 mil sebelah utaranya.
Revolusi Kuba
Castro akhirnya yakin bahwa pemerintah Batista tidak dapat diperbaharui oleh metode-metode konstitusional dan tanpa kekerasan, dan oleh karena itu ia memutuskan untuk bbertindak revolusioner. Pada 26 juli 1953 ia memimpin serangan dan mengorganisir Gerakan 26 Juli, yang menerima dukungan dari kaum terkemuka Kuba dalam pengasingan yang juga memusuhi rezim Batista. Castro menyatakan maksudnya untuk meningkatkan revolusi rakyat melawan rezim Batista yang akan mengembalikan Kuba ke pemerintahan yang demokratis dan konstutisional, dengan itu memperbaiki kebebasan sipil yang mendasar bagi rakyat Kuba dan memperbaiki kesempatan ekonomi bagi kaum pengusaha yang dikecewakan dikecewakan oleh keadaan yang umumnya tidak tidak efisien dan penuh korupsi politik. Dan sebelum keruntuhan pemerintahan Batista Januari 1959, Castro menerima ddukungan luas dari banyak kelompok pengusaha dan profesional Kuba dan simpati dari seluruh kelas ekonomi dan sosial.
Tetapi strategi Castro yang sebenarnya untuk mengalahkan keadaan. Pemberontakan kota yang direncanakan bersamaan waktunya dengan pendaratan Castro dan delapan puluh orang di provinsi Oriente pada tahun 1956 gagal dilancarkan. Dari kelompok pendarat hanya dua belas orang yang berhasil lolos dari pertempuran pertama dengan tentara Batista – di antaranya  Fidel dan Raul Castro, dan Che Guevara, seorang dokter kelahiran Argentina. Sekelompok kecil intelektual dan revolusioner yang berorientasi perkotaan ini mencari perlindungan di pegunungan Sierra Maestra, dan lebih karena kebutuhan daripada perencanaan, mereka mulai mencari dukungan petani lokal – khususnya petani ‘’penghuni liar’’ yang tidak mempunyai pemilikan yang sah atas tanah yang mereka kerjakan.
Seperti Mao sebelumnya, Castro dengan demikian dipaksa oleh kekalahan permulaan untuk merenungkan lagi strategi revolusinya, dan menghasilkan rencana pembaharuan pertanian disertai dengan taktik perang gerilya. Ketidakmampun Batista membasmi gerilya telah mempertinggi daya tarik mereka, dan kekecewaan ini telah menjadi salah satu sebab Batista melancarkan kampanye teror tnpa pandang – bulu terhadap semua penduduk Kuba dalam tahun 1958. Jumlahpendukung Batista, termasuk militer, menurun dengan cepat selama teror berlangsung dan tatkala gerilyawan berhasil maju  dengan tentaranya ke arah Havana. Tetapi jumlah tentara gerilya Castro tidak pernah lebih dari 2.000 orang, dan masuknya Castro ke Havana dengan kemenangan dalam bulan Januari 1959 lebih merupakan kelemahan Batista sendiri yang telah menumpuk daripada kemampuan gerilya militer.
Castorisme di Kuba
Setalah memperoleh kekuasaan, pemerintah Castro memenjarakan dan mengeksekusi mereka yang dianggap dekat dengan rezim Batista, memulai kolektivisasi pertanian Kuba, dan menasionalisasi semua usaha industri milik domestik dan pemerintah telah mantap di tempatnya, dan rupanya mendapat dukungan mayorita besar rakyat Kuba yang tidak beremigrasi ke luar negeri. Tetapi tindakan-tindakan tahap awal rezim Castro mempertajam permusuhan Amerika Serikat terhadap revolusi Castro, dan permusuhan itu didramatisir dalam tahun 1960 ketika pemerintahan Eisenhower membatalkan kuota gula dari Kuba.
Tepat seperti ancaman Uni Soviet memaksakan perunahan besar kebijaksanaan dalam negeri dan luar negeri Yugoslavia sesudah tahun 1948, pemerintahan revolusioner dan sikap permusuhan Amerika Serikat terpakssa mendefinisikan kembali “Castroisme”. Supaya dapat menjamin kerja sama administratif , miliiter, dan struktur serikat buruh masyarakat Kuba dengan program-program revolusionernya, Castro menarik keuntungan dari para anggota partai komunis Kuba yang berdisiplin dan penuh dedikasi kepada ideologi. Komunis Kuba menyatakan dukungannya kepada Castro hanya setelah Gerakan 26 Juli kelihatannya akan membawa kemenangan. Tetapi dengan menggulingkan kepemimpinan tertinggi partai komuni, Castro mengambil alih kekuasaan atas partai komunis, yang memasukkan orang-orangnya yang militan ke pusat-pusat yang kritis pada pemerintahan dan masyarakat Kuba. Dan, dengan maksud menunjukkan kepada revolusi yang dihormati sepanjang masa, Uni Soviet membuktikan kemauannya untuk mensubsidi ekonomi Kuba yang sedang payah. Maka dalam bulan desember 1961, setelah kegagalan penyerbuan ke Teluk Babi (April 1961) yang didukung Amerika Serikat, Castro menyatakan diri seorang Marxis-Leninis. Seperti perubahan-perubahan strategi Castro yang terdahulu,bagaimanapun, pernyataan ini rupanya  lebih merupakan suatu fungsi dari kejadian-kejadian dan  keadaan-keadaan yang tidak di duga dari daripada keyakinan ideologi sebelumnya. Dan memang tidak jelas apakah revolusi Castro dapat di anggap memenuhi syarat sebagai Marxis atau Leinnis.
Castroisme di Amerika Latin
Bahwa Castrisme mencerminkan suatu gejala ideologi revolusioner yang akhirnya muncul sebagai revolusi Kuba, khususnya seperti dijelaskan oleh Che Guevara dan Regis Debray – tokoh terakhir ini adalah seorang tokoh intelektual Perancis yang menjadi orang kepercayaan Castro dan teman dekatnya. Uni Soviet yang tetadp terikat pada perluasan pengaruh diplomatik ekonomi dari pengalaman revolusioner, menjadi sangat malu dan mengalami kesulitan karena Castroisme menjadi terkenal sebagai revolusi seluruh Amerika Latin yang berbasiskan petani.
Asumsi utamanya ialah bahwa pemiskinan jutaan petani Amerika Latin siap untuk mengadakan pemberontakkan dan bahwa alat utama revolusi petani adalah kehadiran gerilyawan bersenjata (atau gerilya foco). Dan yang akhirnya menentukan keberhasilan revolusi adalah keadaan di dalam pedesaan (karena ditentukan oleh militer) bukannya keadaan di kota.
Akan tetapi, sebagai suatu program revolusi di Amerika Latin, Castroisme ternyata merupakan bacaan dangkal dari kerumitan revolusi Kuba itu sendiri, dan ia dengan sesungguhnya menaksiir terlalu tinggi potensi revolusioner gerilyawan Castro dan kaum tani Amerika Latin lainnya. Ia juga meremehkan keefektivan  teknik-teknik kontra pengacauan yang dikembangkan di Amerika Latin (dengan bantuan peralatan dan latihan militer dari Amerika Serikat).
Masalah-masalah ini secara dramatis digaris bawahi oleh kesukaran-kesukaran ekstrim yang berakir dengan kekalahan Guevara dan pengikutnya di Bolivia antara tahun 1966 dan 1968. Guevara ditangkap dan dibunuh di Bolivia dan, sesudah itu, keterlibatan langsung Kuba dalam politik Amerika latin menurun. Penurunan rezim  Somozzi yang korup dan sewenang-wenang di Nicaragua tahun 1979 pada umumnya adalah hasil kekuatan revolusioner yang bekerja di Nicaaragua itu sendiri, bukannya petualangan Castro.
Meskipun demikian, perananan penahat militer dan angkatan bersenjata Kuba di berbagai negara Afrika (khususnya Angola dari tahun 1975 sampai 1978), dan letak geografis Kuba sebagai daerah penyangga untuk mengekspor peralatan dan personil militer di Karibia (termasuk El Savador pada tahun 1980-an), tetap menghidupkan identitas Castroisme dengan revolusi komunis di lur negeri. Simpati ideologis Castro atas pemberontakkan gerilya yang trsedia bagi rakyat dunia yang miskin, bagaimanapun, dalam hal ini mungkin telah kehilangan kontrolnya daripada kepentingan ketergantungan Kuba atas bantuan ekonomi dan politik pada Uni Soviet. Dengan demikian tentara sewaan Kuba telah memainkan peranan sebagai waki dalam kekuatan besar Soviet – cara yang relatif murah bagi Kuba untuk membayar utang ekonomi dan politiknya kepada Uni Soviet. Pola politik internasional yang kompleks ini pun tidak mencerminkan pengertian Marx tentang bagaimana seharusnya umat manusia membebaskan diri dari kemiskinan, ekploitasi, dan penindasan.
KOMUNISME SEBAGAI CITA-CITA
Namun, sejarah penuh dengan contoh-contoh tujuan luhur yang dicapai melalui cara yang buruk oleh sarana-sarana yang tidak cocok atau korup. Dalam politik, terutama politik revolusioner, tidak satupun yang tidak berdosa. Tetapi sekiranya benar bahwa sekalipun prestasi manusia yang menonjol pasti tidak memenuhi cita-citanya, maka adalah benar juga bahwa, tanpa cita-cita tidak satu pun keunggulan dapat diraih.
Dan sebagian karena penegrtian itu sendiri yang paling meragukan, “Marxisme” dan “komunisme” kiranya akan tetap menjadi inspirasi bagi mereka yang revolusioner dan para pembaharu yang berusaha membangun apa yang dimaksud oleh rasul-rasul dalam injil sebagai Zaman Keemasan pada masa yang lampau dan sebagai suatu janji pembebasan dari mesianis di masa depan.
ISTILAH DAN KONSEP POKOK
                DETERMINISME konsep pola-pola umum dari apa yang kita lakukan dan pikirkan ditentukan, atau dibentuk, oleh kekuatan dan lingkungan di luar kontrol kita (dan,secara khusus, bahkan di luar kesadaran mengenai keberadaannya).
NILAI LEBIH menurut Marx, perbedaan antimatik antara (1) pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh pekerja, dan (2) apa yang dalam kenyataan upah yang mereka terima dari kapitalis. Perbedaan ini dihitung begitu saja dari golongan pekerja oleh kapitalis. Jadi, “nilai lebih” adalah ukuran empiris dari eksploitasi ekonomi pekerja.
ALIENASI “pemisahan”, “pengasingan”. Bagi Marx, alienasi dapat didefinisikan baik secara sempit maupun luas. Secara sempit “alienasi” mengacu kepada konsekuensi psikologis dari nilai lebih ; pekerja dipisahkan dari bagian penting nilai yang dihasilkannya,dan kemudian digunakan untuk mengeksploitasi dan menekan pekerja, mencegahnya untuk sepenuhnya puas yang berasal dari kontrol hasil total energi kreatifnya. Secara luas didefinisikan, “alienasi” adalah sifat yang melekat pada kondisi manusia sebelum tingkat komunisme: kebutuhan fisik kita memaksa kita tergantung secara ekonomis yang berlawanan dengan kehendak kita akan kebebasan dan otonomi.
REVOLUSI KEBUDAYAAN suatu revolusi (sebagaimana dikonsepsikan oleh Marx dan Mao) yang kita gunakan untuk mendefinisikan kepentingan pribadi borjuis secara ekslusif yang mengacu kepada individu dan diukur berdasarkan pemilikan materi. Tidak adanya eksploitasi di bawah sosialisme dan khususnya komunisme, mempengaruhi individu dalam mengidentifikasi kepentingan pribadi dalam pengertian kemanusiaan masyarakat secara keseluruhan. Jadi, setiap individu mampu mendefisnisikan nilai perorangan sesuai dengan pencapaian kreatif dan intelektual, bukan pemilikan materinya.